Dua pemuda kakak adik datang dengan membawa pria muda datang melapor. “Wahai Amirul Mukminin,” Ujar kakak beradik, “Tegakkanlah hukum ALLAH atas pembunuhan ayah kami!”
Umar bangkit. ”Takutlah kalian pada ALLAH! Perkara apakah ini?”
Kedua pemuda menegaskan bahwa pria muda yang mereka bawa ini adalah pembunuh ayah mereka. Mereka siap mendatangkan saksi dan bahkan menyatakan, si pelaku telah mangaku.
Umar bertanya kepada sang tertuduh. “Benarkah yang mereka dakwakan kepadamu?”
“Benar wahai Amirul Mukminin!”
“Engkau tidak menyangkal dan di wajahmu kulihat ada sesal!” ujar Umar menyelidik dengan teliti. “Ceritakan kejadiannya!”
“Aku datang dari negeri yang jauh” kata tertuduh. “Begitu sampai di Kota ini kutambatkan kudaku di sebuah pohon dekat kebun milik keluarga mereka. Kutinggalkan ia sejenak untuk mengurus suatu hajat, tanpa aku tahu ternyata kudaku memakan tanaman yang ada di kebun mereka. Saat aku kembali, Kulihat seorang lelaki tua yang kemudian aku tahu adalah ayah dari dua pemuda ini sedang memukul kepala kudaku dengan batu hingga tewas mengenaskan. Melihat kejadian itu, aku di bakar amarah dan kuhunus pedang. Aku khilaf, aku membunuh lelaki tua itu. Aku memohon ampun kepada ALLAH karenanya”
Umar tecenung.
“Wahai Amirul mukminin,” kata salah satu kakak beradik itu, “Tegakkanlah hukum ALLAH. Kami memint qishash atas orang ini. Jiwa dibayar dengan jiwa.”
Umar melihat pada pemuda tertuduh itu. Usianya masih sangat muda. Pantas saja dia mudah dibakar hawa amarah. Tapi sangat jelas bahwa wajahnya teduh. Akhlaknya santun. gurat-gurat sesal tampak jelas membayang di air mukanya. Umar iba dan merasa alangkah sia-sianya jika anak muda penuh adab dan berhati lembut ini harus mati begitu pagi.
“Bersediakah kalian,” ucap Umar ke arah dua pemuda penuntut Qishash, “Menerima pembayaran diyat dariku atas nama pemuda ini dan memaafkannya?”
Kedua pemuda itu saling pandang,”Demi ALLAH, hai Amirul mukminin” jawab mereka,
“Sungguh kami sangat mencintai ayah kami. dia telah membesarkan kami dengan penuh cinta. keberadaannya di tengah kami takkan terbayar dan terganti dengan diyat sebesar apapun. Lagipula kami bukanlah orang miskin yg mengharapkan harta. Hati kami baru akan tentram jika Had ditegakkan!”
Umar terhenyak. “Bagaimana menurutmu?” tanyanya pada sang tertuduh.
“Aku ridha hukum ALLAH ditegakkan atasku.” kata si pemuda dengan yakin. “Namun ada yang menghalangiku untuk sementara ini. Ada amanah dari kaumku atas beberapa benda maupun perkara yang harus aku sampaikan pada mereka. demikian juga keluargaku. aku bekerja untuk menafkahi mereka. Hasil Jerih payah di perjalanan terakhirku ini harus aku serahkan pada mereka sembari berpamitan memohon ridha dan keampunan ayah ibuku”
Umar terenyuh. Tak ada jalan lain. had harus di tegakkan. Tetapi pemuda itu juga memiliki amanah yang harus di tunaikan.
“Jadi bagaimana?” tanya Umar.
“Jika engkau mengijinkanku, wahai Amirul Mukminin, aku minta waktu tiga hari untuk kembali ke daerah asalku guna menunaikan segala amanah itu. Demi ALLAH, aku pasti kembali di hari ketiga untuk menetapi hukumanku. Saat itu tegakkanlah had untukku tanpa ragu, wahai putra Al-Khattab”
“Adakah orang yang bisa menjaminmu?”
“Aku tidak memiliki seorangpun yang kukenal di kota ini hingga dia bisa kuminta menjadi penjamin ku. Aku tak memiliki seorangpun penjamin kecuali ALLAH yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
“Tidak! Demi ALLAH, tetap harus ada seseorang yang menjaminmu atau aku tak bisa mengizinkanmu pergi.”
“Aku bersumpah dengan nama ALLAH yang amat keras azabnya. Aku takkan menyalahi janjiku.”
“Aku percaya, tapi tetap harus ada manusia yang menjaminmu!”
“Aku tak punya!”
“Wahai Amirul Mukminin!” terdengar sebuah suara berwibawa menyela.
“Jadikan aku sebagai penjamin anak muda ini dan biarkanlah ia menunaikan amanahnya!” inilah dia, Salman Al Farisi yang tampil mengajukan diri.
“Engkau hai Salman, bersedia menjamin anak muda ini?”
“Benar. Aku bersedia!”
“Kalian berdua kakak beradik yang mengajukan gugatan,” panggil Umar, “Apakah kalian bersedia menerima penjaminan dari Salman Al Farisi atas orang yang telah membunuh ayah kalian?
Adapun Salman demi ALLAH, aku bersaksi tentang dirinya bahwa dia lelaki ksatria yang jujur dan tak sudi berkhianat”
Kedua pemuda itu saling pandang. “Kami menerima,” kata mereka.
——————————————
Waktu tiga hari yang disediakan untuk sang terhukum nyaris habis. Umar gelisah tak karuan. Dia mondar mandir sementara Salman duduk khusu’ di dekatnya. Salman tampak begitu tenang padahal jiwanya di ujung tanduk. Andai lelaki pembunuh itu tak datang memenuhi janji, maka dirinyalah selaku penjamin yang akan menggantikan tempat sang terpidana untuk menerima qishash.
Waktu terus merambat. Pemuda itu masih belum muncul. Kota Madinah mulai terasa kelabu. Para shahabat berkumpul mendatangi Umar dan Salman. Demi ALLAH, mereka keberatan jika Salman harus dibunuh sebagai ganti. Mereka sungguh tak ingin kehilangan sahabat yang pengorbanannya untuk islam begitu besar itu. Salman seorang sahabat yang tulus dan rendah hati. Dia dihormati. Dia dicintai.
Satu demi satu, dimulai dari Abi Darda’, beberapa sahabat mengajukan diri sebagai pengganti Salman jika hukuman benar-benar dijatuhkan padanya. Tetapi Salman menolak. Umar juga menggeleng.
Matahari semakin lingsir ke Barat. Kekhawatiran Umar makin memuncak. Para sahabat makin kelut dan sedih. Hanya beberapa saat menjelang habisnya batas waktu, tampak seseorang datang dengan berlari tertatih dan terseok. Dia pemuda itu, sang terpidana.
“Maafkan aku,” ujarnya sembari menyeka keringat yang membasahi wajah, "urusan dengan kaumku itu ternyata berbelit dan rumit sementara untaku tak sempat istirahat. Ia kelelahan nyaris sekarat dan terpaksa kutinggal di tengah jalan. aku harus berlari-leri untuk sampai kemari sehingga nyaris terlambat.”
Semua yang melihat wajah dan penampilan pemuda ini merasakan satu sergapan iba. semua yang mendengar penuturannya merasakan keharuan yang mendesak-desak. Semua tiba-tiba merasa tak rela jika sang pemuda harus berakhir hidupnya di hari itu.
“Pemuda yang jujur” ujar Umar dengan mata berkaca-kaca,
“Mengapa kau datang padahal bagimu ada kesempatan untuk lari dan tak harus mati menanggung qishash?”
“Sungguh jangan sampai orang mengatakan,” kata pemuda itu sambil tersenyum ikhlas, “Tak ada lagi orang yang tepat janji. dan jangan sampai ada yang mengatakan, tak ada lagi kejujuran hati di kalangan kaum muslimin”
“Dan kau Salman,” kata Umar bergetar, “Untuk apa kau susah-susah menjadikan dirimu penanggung kesalahan dari orang yang tak kau kenal sama sekali? Bagaimana kau bisa mempercayainya?”
“Sungguh jangan sampai orang bicara,” ujar Salman dengan wajah teguh, “Bahwa tak ada lagi orang yang mau saling membagi beban dengan saudaranya. Atau jangan sampai ada yg merasa, tak ada lagi saling percaya diantara orang-orang Muslim.”
“ALLAHU AKBAR!” kata Umar,
“Segala puji bagi ALLAH. kalian telah membesarkan hati umat ini dengan kemuliaan sikap dan agungnya iman kalian. Tetapi bagaimanapun wahai pemuda, had untukmu harus kami tegakkan!”
Pemuda itu mengangguk Pasrah. “Kami memutuskan…” Kata kakak beradik penggugat tiba-tiba menyeruak, “Untuk memaafkannya.” mereka tersedu sedan.
“Kami melihat dia sebagai seorang yang berbudi dan tepat janji. Demi ALLAH, pasti benar-benar sebuah kekhilafan yang tak disengaja jika dia sampai membunuh ayah kami. Dia telah menyesal dan beristighfar kepada ALLAH atas dosanya. Kami memaafkannya. Janganlah menghukumnya, wahai Amirul Mukminin”
“Ahamdulillah!, Alhamdulillah!” ujar Umar. Pemuda terhukum itu sujud syukur. Salman tak ketinggalan menyungkurkan wajahnya ke arah kiblat mengagungkan Asma ALLAH, yang kemudian bahkan diikuti oleh semua hadirin.
“Mengapa kalian tiba-tiba berubah pikiran?” tanya Umar pada kadua ahli waris korban.
“Agar jangan sampai ada yang mengatakan,” jawab mereka masih terharu, “Bahwa di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan, pengampunan, iba hati dan kasih sayang”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Silahkan di kunjungi ya teman teman 100% Memuaskan
BalasHapus> Hoki anda ada di sini <
1 USER ID UNTUK SEMUA GAME
Kami memberi bukti bukan Janji
Daftar sekarang juga di www.dewalotto.club
MIN DEPO & WD HANYA Rp.20.000,-
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : ( +855 69312579 ) 24 JAM ONLINE
MELAYANI TRANSAKSI VIA BANK :
BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON-NIAGA
Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!!
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
kelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino